Jumat, 02 Oktober 2009

Motivasi

Membangun Motivasi Siswa untuk Belajar
Written by SIGIT AMANDA,2 Oktober 2009,18;55

MOTIVASI diri berawal dari dorongan keyakinan dalam diri sendiri untuk melakukan suatu hal. Dorongan ini dibentuk atas dasar keyakinan dan cita-cita bahwa orang tersebut akan dapat mencapai impian yang besar. Dan hal itulah yang akan memotivasi orang tersebut untuk meraihnya.

Menurut Stephen P Robbins dalam buku Organizational Behavior, dalam motivasi terdapat tiga elemen utama yaitu intensitas, arah dan ketekunan individu dalam mencapai sasaran.

Jadi motivasi diri akan tumbuh positif bila integritas antara intensitas, arah dan ketekunan dalam mencapai sasaran dapat terwujud.
Kisah orang-orang sukses bermula dari sebuah impian yang diimplementasikan dalam serangkaian aktivitas sehari-hari. Maka wajar bila dikatakan bahwa kesuksesan akan lahir dari impian yang diaktualisaikan dalam aktivitas sehari hari yang terarah dan dilakukan dengan tekun.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata motivasi mengandung arti motivasi yakni dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.

Arti lain yakni usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.

Motivasi pada dasarnya ada tiga bentuk yakni motivasi bawah sadar yaitu dorongan untuk bertindak yang pada hakikatnya terselubung bagi yang bersangkutan, tetapi dapat ditelusuri melalui perilakunya. Motivasi ekstrinsik yaitu dorongan yang datangnya dari luar diri seseorang, motivasi intrinsik yaitu dorongan atau keinginan yang tidak perlu disertai perangsang dari luar.

Dalam proses pembelajaran sering kita melihat dan mengetahui bahwa siswa kita tidak memiliki gairah utuk mengikuti pelajaran yang kita bawakan. Bisa dikatakan bahwa siswa kita tersebut tidak memiliki motivasi untuk belajar.

Sebagai guru, sudah menjadi tugas kita untuk memotivasi mereka agar tercipta suasana yang nyaman bagi mereka serta diharapkan dapat terjadi perubahan sikap serta peningkatan kualitas belajar serta prestasi akademik siswa kita tersebut. Sebaliknya bagi siswa, kita harapkan mereka termotivasi sehingga timbul dorongan dalam diri mereka untuk belajar lebih keras dan berhasil dalam belajar.

Dalam rangka membangun motivasi siswa, disarankan untuk mulai membangunnya sebelum kegiatan belajar-mengajar dilaksanakan.
Hal ini sangat penting sekali sebab, saat sebelum pembelajaran dimulai merupakan saat yang paling tepat untuk melakukan brainstorming. Di samping itu, menjajaki kondisi psikologis siswa didik kita, menjelaskan manfaat yang akan didapatkan dengan mempelajari materi yang akan disampaikan dan menjelaskan pentingnya belajar sebagai bekal dimasa yang akan datang

Guru yang baik selalu memberi motivasi kepada siswa-siswanya terlebih dahulu. Dengan diberikannya motivasi diawal, diharapkan dapat membakar semangat belajar siswa sehingga hasilnya akan lebih baik.

Karena harus kita pahami bahwa pada hakekatnya setiap siswa merupakan individu yang berbeda yang memiliki cirri dan karakter yang khas dan unik. Namun guna keberhasilan belajar maka motivasi mereka perlu dibangun sejak awal.
Awal yang baik akan menghasilkan akhir yang baik pula. Oleh sebab itu bangunlah motivasi anak sejak awal (motivasi esktrinsik), mudah-mudahan kedepan motivasi dari dalam dirinya yang akan muncul dengan sendirinya dan pada akhirnya minat dan semangat belajar tertanam dalam hatinya (motivasi intrinsik). (*)

Motivasi Belajar
Motivasi Belajar

Motivasi Belajar bagi saya pribadi merupakan kunci untuk benar-benar belajar dan berhasil. Menurut saya, Karena motivasi belajar yang sangat kuat pula maka pada akhirnya orang benar-benar belajar dan cepat mengerti apa yang dia pelajari, sebaliknya tanpa motivasi belajar yang bagus maka seseorang mesti dipaksa-paksa dulu baru dia mau belajar, atau hanya mau belajar karena takut tidak naik kelas misalnya.

Dibalik motivasi belajar mestinya harus ada pula motivasi yang lain, misalnya motivasi untuk sukses bisnis online dibalik motivasi belajar bisnis online. Kan belajar itu agar dapat ilmunya, dan ilmu tidak bermanfaat sampai ilmu tersebut diamalkan atau dipraktekkan. Coba saja belajar masak tetapi tak pernah masak, kapan bisa menikmati masakannya, hehe..

Motivasi belajar dapat ditumbuhkan dengan memposisikan diri kita seakan akan telah berada dalam kesuksesan yang paling kita impikan karena sukses belajar, bisa juga ditumbuhkan dengan memposisikan diri kita seakan-akan telah berada di posisi yang paling tidak diinginkan karena gagal atau tidak belajar.

Memang secara alami orang termotivasi oleh 2 hal, yaitu ingin yang enak dan yang kedua menghindari yang tidak enak, termasuk motivasi belajar dikendalikan oleh 2 hal tersebut. Barang siapa yang pandai bermain rasa, seperti tadi dituliskan diatas -seakan akan sudah berhasil atau seakan-akan sudah berada pada situasi yang gawat- maka dia akan mampu dengan cepat termotivasi, dengan sangat kuat. Jadi, kalau Anda ingin memiliki motivasi belajar yang dahsyat, pandai-pandailah bermain rasa.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

perilaku

Perilaku organisasi

Perilaki Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana seharusnya perilaku tingkat individu, tingkat kelompok, serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi).
Perilaku organisasi juga dikenal sebagai Studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik khusus yang mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psikologi. Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah studi tentang Sumber daya manusia dan psikologi industri serta perilaku organisasi.
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Tinjauan umum
• 2 Sejarah
• 3 Keadaan bidang studi ini sekarang
• 4 Terdapat 4 aturan kinerja dalam suatu bisnis:
• 5 Tantangan Bisnis yang akan datang
• 6 Rujukan
• 7 Lihat pula

Tinjauan umum

Studi organisasi adalah telaah tentang pribadi dan dinamika kelompok dan konteks organisasi, serta sifat organisasi itu sendiri. Setiap kali orang berinteraksi dalam organisasi, banyak faktor yang ikut bermain. Studi organisasi berusaha untuk memahami dan menyusun model-model dari faktor-faktor ini.
Seperti halnya dengan semua ilmu sosial, perilaku organisasi berusaha untuk mengontrol, memprediksikan, dan menjelaskan. Namun ada sejumlah kontroversi mengenai dampak etis dari pemusatan perhatian terhadap perilaku pekerja. Karena itu, perilaku organisasi (dan studi yang berdekatan dengannya, yaitu psikologi industri) kadang-kadang dituduh telah menjadi alat ilmiah bagi pihak yang berkuasa. Terlepas dari tuduhan-tuduhan itu, Perilaku Organisasi dapat memainkan peranan penting dalam perkembangan organisasi dan keberhasilan kerja.

Sejarah

Meskipun studi ini menelusuri akarnya kepada Max Weber dan para pakar yang sebelumnya, studi organisasi biasanya dianggap baru dimulai sebagai disiplin akademik bersamaan dengan munculnya manajemen ilmiah pada tahun 1890-an, dengan Taylorisme yang mewakili puncak dari gerakan ini. Para tokoh manajemen ilmiah berpendapat bahwa rasionalisasi terhadap organisasi dengan rangkaian instruksi dan studi tentang gerak-waktu akan menyebabkan peningkatan produktivitas. Studi tentang berbagai sistem kompensasi pun dilakukan.
Setelah Perang Dunia I, fokus dari studi organisasi bergeser kepada analisis tentang bagaimana faktor-faktor manusia dan psikologi mempengaruhi organisasi. Ini adalah transformasi yang didorong oleh penemuan tentang Dampak Hawthorne. Gerakan hubungan antar manusia ini lebih terpusat pada tim, motivasi, dan aktualisasi tujuan-tujuan individu di dalam organisasi.
Para pakar terkemuka pada tahap awal ini mencakup:
• Chester Barnard
• Henri Fayol
• Mary Parker Follett
• Frederick Herzberg
• Abraham Maslow
• David McClelland
• Victor Vroom
Perang Dunia II menghasilkan pergeseran lebih lanjut dari bidang ini, ketika penemuan logistik besar-besaran dan penelitian operasi menyebabkan munculnya minat yang baru terhadap sistem dan pendekatan rasionalistik terhadap studi organisasi.
Pada tahun 1960-an dan 1970-an, bidang ini sangat dipengaruhi oleh [[psikologi sosial[[ dan tekanan dalam studi akademiknya dipusatkan pada penelitian kuantitatif.
Sejak tahun 1980-an, penjelasan-penjelasan budaya tentang organisasi dan perubahan menjadi bagian yang penting dari studi ini. Metode-metode kualitatif dalam studi ini menjadi makin diterima, dengan memanfaatkan pendekatan-pendekatan dari antropologi, psikologi dan sosiologi.

Keadaan bidang studi ini sekarang

Perilaku organisasi saat ini merupakan bidang studi yang berkembang. Jurusan studi organisasi pada umumnya ditempatkan dalam sekolah-sekolah bisnis, meskipun banyak universitas yang juga mempunyai program psikologi industri dan ekonomi industri pula.
Bidang ini sangat berpengaruh dalam dunia bisnis dengan para praktisi seperti Peter Drucker dan Peter Senge yang mengubah penelitian akademik menjadi praktik bisnis. Perilaku organisasi menjadi semakin penting dalam ekonomi global ketika orang dengan berbagai latar belakang dan nilai budaya harus bekerja bersama-sama secara efektif dan efisien. Namun bidang ini juga semakin dikritik sebagai suatu bidang studi karena asumsi-asumsinya yang etnosentris dan pro-kapitalis (lihat Studi Manajemen Kritis)

Terdapat 4 aturan kinerja dalam suatu bisnis:
1. Produktivitas yang efektif dan efisien, yakni minimal biaya dengan tepat guna atau sasaran.
2. Absensi, yakni rasio antara jumlah jam kerja dengan jam kerja seharusnya.
3. Kepuasan kerja
4. Tingkat perputaran tenaga kerja (Labor turn over), yakni perbandingan antara jumlah karyawan yang masuk dan yang keluar dibagi jumlah tenaga kerja.

Tantangan Bisnis yang akan datang
1. Masalah: Meningkatnya produktivitas tenaga kerja. Tantangan bisnis ke depan adalah bagaimana menciptakan keunggulan bersaing dan mempertahankan kesinambungan bisnis sehingga tuntutan peningkatan produktivitas kerja menjadi suatu keharusan. Upaya peningkatan produktivitas kerja diantaranya melalui perubahan perilaku.
2. Peningkatan keahlian tenaga kerja. Keahlian dinyatakan dalam 3 bentuk: keahlian berkonsep, keahlian teknis dan keahlian teknologi.
3. Menurunnya tingkat kesetiaan karyawan
4. Respon atas era globalisasi (hilangnya batas waktu dan ruang), yakni globalisasi ekonomi dan globalisasi perusahaan.
5. Budaya keanekaragaman tenaga kerja.
6. Munculnya peniru temporer, yakni terdapat pergantian karena adanya persaingan sehingga daur hidup produk semakin singkat. Untuk itu produk yang jenuh membutuhkan inovasi-inovasi, salah satunya dengan cara menaikkan tingkat ketrampilan.
7. Peningkatan kualitas pelayanan, produk, dan layanan purna jual.
8. Tuntutan dalam beretika bisnis.

intimidasi

Intimidasi
written by sigit amanda,2 oktober 2009,18;30

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Intimidasi (juga disebut cowing) dimaksudkan adalah perilaku "yang akan menyebabkan seseorang yang pada umumnya akan merasakan "takut cedera atau berbahaya. Ini tidak diperlukan untuk membuktikan bahwa perilaku tersebut sehingga menimbulkan kekerasan sebagai teror atau korban yang sebenarnya takut.[1] "yang dihitung menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk mencapai tujuan politik, agama, atau ideologi melalui intimidasi, kekerasan, atau Menanamkan takut "dapat didefinisikan sebagai terorisme. [2]

Perilaku mengancam seharusnya menjadi sebuah perkembangan yang normal kompetitif maladaptive untuk mendorong dominasi umumnya terlihat pada hewan. Dalam kasus manusia, perilaku mengancam mungkin lebih terpola sepenuhnya oleh kekuatan sosial, atau mungkin lebih mercilessly plotted egotisme oleh individu. "Untuk menggunakan 'ancaman kekerasan' atau 'mengancam' atau 'dengan terganggu ' berarti untuk mengatakan atau melakukan sesuatu dalam keadaan yang sama, akan menyebabkan orang lain bisa merasakan harus takut dari keadaan berbahaya bilamana ia tidak mematuhinya." [3]
Bebas Intimidasi

Written by Sigit Amanda,2 Oktober 2009,18;15

Kemerdekaan adalah bebas dari intimidasi orang lain yang umumnya berupa intimidasi tanggung jawab (hutang) dan intimidasi tekanan (penjajahan) orang lain. Sehebat apapun seseorang sebagai pribadi tetapi kalau tidak mendapatkan kesepakatan dengan orang lain maka kehebatan itu hanya sebatas hebat bagi diri sendiri. Seseorang dipanggil presiden, CEO perusahaan atau menjadi bawahan karena mendapat kesepakatan / dukungan dari / dengan orang lain. Bahkan oleh temuan survey dikatakan bahwa sebagian besar tawaran rasa bahagia dan nestapa terjadi dari interaksi, lalu sebagian kecilnya dari self accomplishment.

Setiap kesepakatan yang kita ciptakan dengan orang lain pasti mengandung kontrak tanggung jawab baik secara psikologis atau juridis dan begitu tanggung jawab itu kita abaikan maka yang lahir adalah intimidasi.

Intimidasi memang dikeluarkan dari orang lain tetapi sebabnya diciptakan oleh bobot ketaatan kita atas kesepakatan. Kalau merujuk pada hukum daya tarik, sebenarnya jurus-hidup yang paling selamat adalah menarik orang lain (to attract) dengan menciptakan daya tarik-diri yang menarik ketertarikan. Pada dasarnya jurus ini lebih mudah kita jalankan hanya saja kebanyakan kita telah biasa lebih dahulu memulai dari start dengan menggunakan jurus yang sebaliknya: mendorong orang lain (to push). Jadi yang terjadi bukan tidak mampu melainkan sudah terlanjur salah memilih start. Meskipun salah tetapi masih sangat terlalu mungkin untuk diperbaiki dengan cara menaikkan kemampuan menaati (the ability of obedience) dan menurunkan janji sehingga masih tersisa peluang untuk memberi orang lain lebih dari sekedar yang kita janjikan. Di sini, musuh kita adalah nafsu untuk mengambil lebih banyak dari pemberian sedikit.

Bentuk intimidasi lain adalah penjajahan yang disebabkan oleh kelemahan (personal weakness). Jalan untuk memerdekakan diri dari penjajahan orang lain saat menjalin kesepakatan bukanlah lari menghindari melainkan, seperti disarankan oleh Charles Handy, memperkuat power.

Ada tiga power yang bisa kita pilih sesuai keadaan diri untuk memperkuat bargain position, yaitu:

1. Resource power ( kekayaan, kekuatan fisik, kecantikan, ketampanan, dst)

2. Position power (jabatan, kepemimpinan, pekerjaan, dst)

3. Expert Power (pengetahuan khusus, penguasaan informasi, spesialisasi, dst).

Kalau tidak memiliki keseluruhan ambillah yang sebagian tetapi jangan sampai tidak memiliki bagian dari salah satu di antara ketiganya. pesan bijak Charles juga menyarankan, kalau anda ingin memimpin orang lain maka milikilah power kekayaan dan power ilmu pengetahuan. Kekayaan bisa anda jadikan senjata untuk menyelesaikan persoalan dengan orang lain dalam kategori kelas umum sedangkan ilmu pengetahuan adalah senjata yang bisa anda gunakan untuk menyelesaikan persoalan dengan orang lain dalam kategori kelas khusus.

Intimidasi digunakan bila salah satu pihak membuat ancaman kepada
lawan berundingnya agar menerima penawaran yang ada, dan menekankan
konsekuensi yang akan diterima bila tawaran ditolak. Contoh : Pihak
pekerja mengamcam bahwa bila permintaan kenaikan gaji mereka tidak
dipenuhi oleh pihak pengusaha, maka mereka akan melakukan pemogokan
selama 1 bulan.